STANDAR
LAY OUT DAN MATERIAL
8.1. Pengertian layout
Ketika
kita berniat ingin memulai suatu usaha atau ingin memproduksi suatu barang,
sudah pasti kita membutuhkan peralatan-peralatan lain misalkan alat untuk
memroduksi barang, dan alat produksi tersebut sangat di perlukan demi
melancarkan proses produksi, mengutip dari pendapat seorang ahli yaitu Assauri: (1993,p.75), dalam bukunya dia mengatakan bahwa semua fakor yang
mendukung
untuk melakukan produksi baik mesin-mesin, buruh dan
fasilitas-fasilitas lainnya harus diletakkan ditempat yang tepat, agar dapat bekerja secara efektif dan
efesien.
Tata letak dari
mesin-mesin dan peralatan produksi disuatu pabrik disebut layout. Jadi layout
berhubungan dengan posisi penyusunan mesin
dan peralatan produksi dalam pabrik. Sedangkan tujuan dari layout itu sendiri
adalah untuk memperkembangkan system produksi sehingga dapat mencapai kebutuhan
kapasitas dan kualitas dengan rencana yang paling ekonomis, Pendapat mengenai layout
dari ahli luar Quible: (2002) dan Terry (1966) mereka
lebih menekankan pada keluasan dan
ke efektifan suatu ruang bekerja agar dapat membuat para karyawan lebih merasa
nyaman dan tenang dalam melakukan pekerjaannya
8.2. Faktor yang harus diperhatikan dalam
menyusun layout
Ada banyak faktor yang harus di perhatikan dalam menyusun
layout, seperti yang telah dijelaskan dalam bukunya, Assauri: (1993,p.80),
mengatakan hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menyusun layout, diantaranya sebagai berikut:
1.produk yang dihasilkan
Mengenai produk yang dihasilkan ini perlu
diperhatikan
a.
Besar dan berat produk tersebut,kalau produknya besar dan
berat maka memerlukan handing yang khusus, seperti fork truck atau conveyer
yang dilantai, sehingga memerlukan ruangan bergerak. Sedang kalau produknya
kecil atau ringan, handingnya lebih mudah, dan ruangan bergerak tidak perlu
besar
b.
Siifat dari produk tersebut yaitu apakah mudah pecah atau
tidak, apakah mudah/cepat rusak dan sebaigainya.
2. Urutan produksinya ,factor ini penting
terutama bagi produk lay out pasar produk lay
out,penyusunanya di dasrkan pada urut-urutan (Operacion sequence) 3. Kebutuhan akan ruangan yang cukup luas
(special requirement),dalam hal ini di perhatikan luas ruang pabrik,tingginya dan
sebagainya.
4. Peralatan/mesin-mesin itu sendiri.
Apakah mesin-mesinnya berat.kalau berat maka di perlukan lantai yang lehih
kokoh. Sifat dari mesin. 5. Maintenance dan
replacement mesin-mesin harus di tempatkan sedemikian rupa sehingga
maintenancenya mudah di lakukan dan replacementnya juga mudah. 6. Adanya keseimbangan kapasitas (
balance capacity )
Dalam menyusun plant
layout yang baik, perlu diketahui faktor-faktor yang harus dipertimbangkan.
Adapun faktor-faktor tersebut menurut assauri (2004;61) dalah sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan
2. Urutan produksinya. Faktor ini penting terutama
bagi product layout. Karena product layout penyusunannya
didasarkan pada urutan-urutan produksinya (operation sequence).
3. Kebutuhan akan ruang yang cukup luas (special
requirement). Dalam hal ini diperhatikan luas ruangan pabrik.
4. Peralatan/mesin-mesin itu sendiri. Apakah mesin-mesinnya
berat, apa maka diperlukan lantai yang lebih kokoh.
5. Maintenance
& replacement. Mesin-mesin harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga maintenencenya mudah dilakukan dan replacement-nya juga mudah.
6. Adanya keseimbangan kapasitas (balance capacity).
Keseimbangan kapasitas harus diperhatikan terutama dalam product layout, karena
mesin-mesin diatur menurut urutan-urutan (sequence) prosesnya.
7. Minimum
movement. Dengan gerak yang sedikit, maka biayanya (cost) akan
lebih rendah.
8. Aliran (flow) dari material. Flow ini
dapat digambarkan, yaitu merupakan arus yang harus diikuti oleh produknya pada
waktu dibuat, gambar mana yang sangat penting bagi perencanaan lantai, atau
ruangan pabrik (floor plan).
9. Employee area, tempat kerja buruh pabrik harus cukup luas,
sehingga tidak mengganggu keselamatan dan kesehatannya serta kelancaran
produksinya.
10. Service area (seperti cafeteria, toilet, tempat
istirahat, tempat parkir mobil, dan sebagainya). Service area diatur
sedemikian rupa sehingga dekat denga tempat kerja dimana sangat dibutuhkan.
11. Waiting area,yaitu untuk mencapai flow material yang optimum,
maka harus diperhatikan tempat-tempat dimana kita harus menyimpan barang-barang
disaat menunggu proses selanjutnya.
12. Plant climate,
udara dalam pabrik harus diatur, yaitu harus sesuai dengan keadaan produk dan
buruh, jangan terlalu panas, jangan terlalu dingin, dan juga jangan merusak
kesehatan buruh.
13. Flexibility,
perubahan-perubahan dari produk atau proses/mesin-mesin dan sebagainya hampir
tidak dapat dihiundarkan, karena sesuai dengan perkembangan teknologi dan
perubahan-perubahan kecil yang terjadi tidak memerlukan biaya yang tinggi.
8.3
Jenis-jenis lay out: Fixed layout, process
layout, office layout, retail layout, retail layput, warehouse layout, product
layout
Bermacam- macam plant layout menurut beberapa ahli
seperti Heizer dan render (2004, p.451) di sini mereka menyatakan bahwa plant
layout terbagi menjadi beberapa bagian:
1. Tata
letak dengan posisi tetap, memenuhi kebutuhan tata letak untuk proyek- proyek
yang besar dan sangat memakan tempat sepetri kapal dan gudang.
2. Tata
letak yang berorientasi pada proses, menyangkut produksi yang produknyak kecil,
namun banyak varisasinya(disebut juga produksi terputus / “job shop”)
3. Tata
letak kantor, menempatkan pekerja , perlengkapan mereka dan ruang (kantor) bagi
mereka agar informasi dapat dengan lancar.
4. Tata
letak rentail/ Sektor jasa, mengalokasikan tempat untuk rak-rak dan memberikan
tanggapan pada prilaku konsumen.
5. Tata
letak gedung, merupakan panduan antara ruangan dengan penanganan bahan baku.
6. Tata
letak yang berorientasi pada produk, mengusahakan pemanfaatan maksimal atas
karyawan dan mesin-mesin pada produksi yang berulang atau berkelanjutan.
Tata Letak Proses (process
layout) Tata letak fungsional –
penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau mempunyai fungsi yang sama
ditempatkan dalam bagian yang sama. Misalnya mesin-mesin bubut dikumpulkan pada
daerah yang sama, sedemikian pula mesin-mesin potong diletakkan pada bagian
yang sama seperti dalam gambar berikut;
Gambar 1.1
Mesin-mesin ini tidak dikhususkan
untuk produk tertentu melainkan dapat digunakan untuk berbagai jenis produk.
Model ini cocok untuk discrete production
dan bila proses produksi tidak baku, yaitu jika perusahaan membuat jenis produk
yang berbeda. Jenis tata letak proses dijumpai pada bengkel-bengkel, rumah
sakit, universitas atau perkantoran.
Kelebihan dan kelemahan Tata Letak Proses terlihat dalam
tabel berikut :
Tata Letak Produk (product layout)
Apabila proses produksinya telah distandarisasikan dan
berproduksi dalam jumlah yang besar maka setiap produk akan melalui tahapan
operasi yang sama sejak dari awal sampai akhir. Ilustrasi dari tata letak
produk dapat dilihat dalam gambar 1.2
Kelebihan dan kelemahan Tata Letak Proses terlihat dalam tabel berikut :
Tata Letak
Posisi Tetap (fixed positon lay out)
Pemilihan berdasarkan ukuran, bentuk ataupun
karakteristik lain menyebabkan produknya tidak mungkin atau sukar untuk
dipindahkan. Tata letak seperti ini terdapat pada pembuatan kapal lautm pesawat
terbang, lokomotif atau proyek-proyek konstruks. Tata letak posisi tetap
terlihat dalam gambar 1.3
Tata Letak Proses (Process Layout)
(Wignjosoebroto, 2000). Menyatakan pendaatnya
tentang functional layout ,functional layout adalah metode
pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan kesamaan tipe atau
fungsinya. Mesin-mesin yang digunakan tata letak proses berfungsi umum (general
purpose). Tata letak proses umumnya digunakan untuk industri manufaktur
yang bekerja dengan volume produksi yang relatif kecil dan jenis produk yang
tidak standar Keuntungan dari penggunaan tata letak proses yaitu:
Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan
peralatan produksi lainnya.
a. Fleksibilitas tenaga kerja dan fasilitas
produksi besar dan sanggup mengerjakan berbagai macam jenis dan model produk.
b. Kemungkinan adanya aktivitas pengawasan yang
lebih baik dan efisien melalui spesialisasi pekerjaan.
c. Pengendalian dan pengawasan lebih mudah dan
baik terutama untuk pekerjaan yang sukar dan butuh ketelitian tinggi.
d. Mudah untuk mengatasi breakdown dari
mesin, yaitu dengan cara memindahkan prosesnya ke mesin lain tanpa banyak
menimbukan hambatan yang signifikan.
Keterbatasan dari tata letak proses antara lain:
- Ketidakefisienan dalam proses disebabkan oleh
adanya backtracking.
- Adanya kesulitan dalam menyeimbangkan kerja dari
setiap fasilitas produksi yang akan memerlukan penambahan ruang untuk work-in-process
storage.
c.Adanya kesulitan dalm perencanaan
dan pengendalian produksi.
- Operator harus memiliki keahlian yang tinggi
untuk menangani berbagai macam aktivitas produksi.
- Produkstivitas yang rendah disebabkan setiap
pekerjaan yang berbeda, masing-masing memerlukan setup dan
pelatihan operator yang berbeda.
Tata Letak Produk (Product Layout)
Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan product
layout atau production line layout, adalah metode pengaturan dan
penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi dari sebuah produk. Sistem
ini dirancang untuk memproduksi produk-produk dengan variasi yang rendah dan
volume yang tinggi (mass production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem
yang dapat memberikan produktifitas tinggi dengan ongkos yang rendah.
Keuntungan tata letak produk ini yaitu:
- Aliran pemindahan material berlangsung lancar, sederhana,
logis, dan OMH-nya rendah.
- Work-in-process jarang
terjadi karena lintasan produksi sudah diseimbangkan.
- Total waktu yang digunakan untuk produksi relatif
singkat.
- Kemudahan dalam perencanaan dan pengendalian
proses produksi.
- Memudahkan pekerjaan, sehingga memungkinkan
operator yang belum ahli untuk mempelajari dan memahami pekerjaan dengan
cepat.
Keterbatasan dari tata letak produk yaitu:
- Kurangnya fleksibilitas dari tata letak untuk
membuat produk yang berbeda.
- Stasiun kerja yang paling
lambat akan menjadi hambatan (bottleneck) bagi aliran produksi.
- Adanya investasi dalam jumlah
besar untuk pengadaan mesin, baik dari segi jumlah maupun akibat
spesialisasi fungsi yang harus dimilikinya.
- Kelelahan operator: operator
mudah menjadi bosan disebabkan pengulangan tanpa henti dari pekerjaan
yang sama.
- Ketergantungan dari seluruh
proses terhadap setiap part: kerusakan pada suatu mesin atau
kekurangan operator untuk mengendalikan stasiun kerja bias menghentikan
keseluruhan hasil produksi pada satu line produk.
Tata Letak Posisi Tetap (Fix
Potition Layout)
Tata letak posisi tetap, sering dikenal dengan fixed
material location atau fixed position layout, adalah metode
pengaturan dan penempatan satsiun kerja dimana material atau komponen utama akan
tetap pada posisi/lokasinya, sedangkan fasilitas produksi seperti tools,
mesin, manusia, serta komponen lainnya bergerak menuju lokasi komponen utama
tersebut.
Keuntungan dari tata letak posisi tetap yaitu:
- Karena banyak bergerak adalah fasilitas produksi
maka perpindahan material bisa dikurangi.
- Bila pendekatan kelompok kerja digunakan dalam
kegiatan produksi, maka kontinyuitas operasi dan tanggung jawab kerja bisa
tercapai dengan sebaik-baiknya.
- Kesempatan untuk melakukan pengkayaan kerja (job
enrichment) dengan mudah bisa diberikan, selain itu juga dapat
meningkatkan kebanggaan dan kualitas kerja karena dimungkinkan untuk
menyelesaikan pekerjaan secara penuh (“do the whole job”).
- Fleksibilitas kerja tinggi.
Keterbatasan tata letak posisi tetap yaitu:
- Besarnya frekuensi perpindahan fasilitas
produksi, operator, dan komponen pendukung pada saat operasi kerja
berlangsung.
- Memerlukan operator dengan skill yang tinggi
disamping aktivitas supervisi yang lebih umum dan intensif.
- Adanya duplikasi peralatan kerja yang menyebabkan
dibutuhkannya lokasi untuk work-in process.
- Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat khususnya dalam
penjadwalan produksi.
8.4
Re-layout
Bermacam pendapat tentang re-layout (10 juli 2013) Tata
letak adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk konsep, dan
mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada umumnya
digambarkan sebagai rancangan lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik
(perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan
antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi, dan tata cara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara ekonomis dan aman.Tata letak pabrik atau fasilitas
produksi merupakan pengaturan untuk menetapkan letak fasilitas dengan
mempertimbangkan aliran pemindahan bahan,sebagainya.http://journal.uii.ac.id/index.php/Teknoin/article/viewFile/2092/1901(15 November 2014)
8.5
Assembly line
Dalam studi yang dilakukan oleh
para ahli,
Lini perakitan yang umum digunakan dalam sistem produksi massal.sebuah perakitan khas terdiri dari sejumlah workstations diatur dalam sebuah sequence dan dihubungkan oleh konveyor. Workstation dapat Auto
dikawinkan, misalnya dilakukan
oleh robot, atau manual di mana pekerjaan dilakukan oleh operator, atau bahkan setengah otomatis,
dimana operasi dilakukan
oleh mesin, tetapi bermanuver oleh
operator. Untuk memudahkan analisis garis, jalur perakitan adalah
biasanya
dibagi menjadi number dari
zona, misalnya Zona
A ke L. (Proceedings of the 2009 Winter Simulation Conference).
8.6. Material Handing
Pendapat
lain tentang
Material handling
(25 maret 2002) adalah
kombinasi dari seni
dan ilmu:
◦ bergerak
◦ menyimpan
◦ melindungi
◦ mengendalikan materi
Material handling berarti menyediakan
◦ jumlah yang tepat
◦ dari bahan yang tepat
◦ dalam kondisi yang tepat
◦ di tempat yang tepat
◦ dalam posisi yang tepat
◦ dalam urutan yang benar
◦ di waktu yang tepat
◦ untuk harga yang tepat
◦ dengan metode yang tepat